Menggugat Pidato Pak Beye

Berpidato di Cilangkap, markasnya Tentara Nasional Indonesia… saya (mungkin juga Anda) mengira Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (pak Beye) akan bersikap keras dan tegas kepada Malaysia. Berharap pak Beye berpidato mengobarkan perang, jelas mimpi di siang bolong. Jadi, harapan dia akan berpidato keras saja sebenarnya agak berlebihan.

Benar saja! Dengan intonasi dan gaya berpidato yang sudah cenderung membosankan itu, nyatanya memang sangat mengecewakan saya (mungkin juga Anda). Alih-alih memaklumatkan perang, bahkan untuk sekadar bersikap keras seperti laiknya seorang kepala negara yang kedaulatannya diinjak-injak negara lain pun… tidak terjadi.

Ini sebagian pidatonya:

Pertama, Indonesia dan Malaysia mempunyai hubungan sejarah, budaya dan kekerabatan yang sangat erat – dan mungkin yang paling erat dibanding negara-negara lain, dan sudah terjalin selama ratusan tahun. Kita mempunyai tanggung jawab sejarah, untuk memelihara dan melanjutkan tali persaudaraan ini.

Kedua, hubungan Indonesia dan Malaysia adalah pilar penting dalam keluarga besar ASEAN. ASEAN bisa tumbuh pesat selama empat dekade terakhir ini, antara lain karena kokohnya pondasi hubungan bilateral Indonesia – Malaysia.

Ketiga, ada sekitar (2) juta saudara-saudara kita yang bekerja di Malaysia – di perusahaan, di pertanian, dan di berbagai lapangan pekerjaan. Ini adalah jumlah tenaga kerja Indonesia yang terbesar di luar negeri. Tentu saja keberadaan tenaga kerja Indonesia di Malaysia membawa keuntungan bersama, baik bagi Indonesia maupun Malaysia.

Sementara itu, sekitar 13,000 pelajar dan mahasiswa Indonesia belajar di Malaysia, dan 6,000 mahasiswa Malaysia belajar di Indonesia. Ini merupakan asset bangsa yang harus terus kita bina bersama, dan juga modal kemitraan di masa depan.

Wisatawan Malaysia yang berkunjung ke Indonesia adalah ketiga terbesar dengan jumlah 1,18 juta orang, dari total 6,3 juta wisatawan mancanegara.

Investasi Malaysia di Indonesia 5 tahun terakhir (2005-2009) adalah 285 proyek investasi, berjumlah US$ 1.2 miliar, dan investasi Indonesia di Malaysia berjumlah US$ 534 juta. Jumlah perdagangan kedua negara telah mencapai US$ 11,4 Miliar pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan ekonomi Indonesia – Malaysia sungguh kuat.

Baiklah saya berkomentar atas point-point yang disampaikan pak Beye.

Pertama, Indonesia dan Malaysia memang mempunyai hubungan sejarah. Sejarah yang kelam yang diawali dengan pembentukan negara boneka Malaysia oleh Inggris (Britishmade Malaysia). Proyek Malaysia dirancang oleh Perdana Menteri Inggris Harold McMilan dan Perdana Menteri Malaysia Tungku Abdul Rahman, dalam perundingan di London pada akhir Oktober 1961 dan dilanjutkan pada bulan Juli 1962.

Agreement antara Malaysia – Filipina – Indonesia (Maphilindo) juga menjadi sejarah yang tidak boleh dilupakan. Betapa Inggris dan Malaysia telah melanggar kesepakatan itu secara sepihak dengan langsung mendirikan negara boneka Malaysia. Sejak itu, berbagai pelanggaran kedaulatan negara telah dilakukan Malaysia dengan sekutunya.

Berdasar data dokumen yang disusun Kempen dalam risalah Why Indonesia opposes Britishmade “Malaysia”, tahun 63 terjadi 20 pelanggaran wilayah udara dan 21 kali pelanggaran darat. Tahun 1964 Malaysia kembali melakukan 56 kali pelanggaran wilayah udara dan 14 kali melanggar wilayah darat kita. Atas tindakan amoral Malaysia, tentara Indonesia berhasil menembak jatuh dua pesawat mereka di Lundu dan Apeng, Kalimantan Barat.

Itulah sebagian sejarah masa lalu hubungan kedua negara sejak negara boneka itu dibentuk hingga hari ini. Kutipan pak Beye mengenai sejarah ratusan tahun lalu, menjadi ironi. Sebab ketika itu Malaysia sebagai negara boneka belum ada, Indonesia sebagai republik juga belum lahir. Yang ada adalah hubungan mesra antardua penjajah, Belanda dan Inggris. Itukah yang dimaksud pak Beye sejarah ratusan tahun antara Malaysia dan Indonesia? Jika menengok kembali lebih jauh ke belakang, ke zaman Majahapit (jika itu kita klaim sebagai Indonesia), justru Malaysia itu wilayah kita. Jadi sebenarnya sejarah mana yang mau diangkat pak Beye untuk menutupi “ketakutan”nya kepada negeri jiran yang congkak itu?

Kedua, pak Beye mengangkat isu ASEAN. Seolah-olah, kokohnya hubungan Indonesia – Malaysia sebagai pilar penting bertahannya ASEAN. Kalau mengutip Bung Karno, persetan dengan ASEAN kalau di dalamnya terdapat negara yang punya hobby melanggar kedaulatan negara kita. Jangankan ASEAN, bahkan Bung Karno membawa keluar Indonesia dari PBB karena wadah bangsa-bangsa sedunia itu tidak mengakomodir hak-hak kita sebagai bangsa dan negara yang berkedudukan sama dengan bangsa dan negara lain sesama anggota PBB.

Berhimpun dalam wadah organisasi bangsa-bangsa, seyogianya diletakkan dalam pemahaman untuk menjalin hubungan yang menguntungkan secara ekonomi, dan bermartabat secara politik. Kita tidak boleh menjadikan alasan ASEAN sebagai pembenar anggotanya melanggar kedaulatan anggota yang lain.

Ketiga, pak Beye seolah menjadikan dua juta TKI kita yang ada di Malaysia sebagai pembenar atas sikapnya yang tidak tegas. Padahal, pak Beye sudah tahu, bahwa eksistensi para TKI kita di sana, juga sejatinya menguntungkan Malaysia. Itu artinya, jika dua juta TKI kita tarik pulang, tentu akan berdampak merugikan pada berbagai sektor yang ada di negara itu. Seharusnya, menjadi tugas Kementerian Tenaga Kerja RI untuk menarik dua juta TKI itu dan menyalurkannya ke negara lain yang membutuhkan.

Untuk apa menyalurkan TKI ke Malaysia (yang diakui sudah membantu Malaysia), jika kemudian kita dibalas dengan pelanggaran kedaulatan negara secara semena-mena. Untuk apa mengirim TKI ke Malaysia jika hal itu hanya untuk memperlancar lidah bangsa Malaysia mengucap “indon” kepada bangsa kita. Untuk apa semua devisa yang kita dapat dari TKI kita di Malaysia jika harus kita bayar begitu mahal dengan harga diri kita sebagai bangsa? Bangsa yang jauh lebih banyak penduduknya. Bangsa yang jauh lebih luas wilayahnya. Bangsa yang jauh lebih banyak kekayaan alamnya. Bangsa yang punya sejarah merdeka karena tetesan darah pahlawannya.

Alasan dan sikap yang sama bagi para pelajar kita di sana, dan para pelajar Malaysia di sini. Pelajar Malaysia bisa berpindah ke negara lain, seperti halnya pelajar Indonesia tidak harus belajar di Malaysia. So what pak Beye?

Data-data lain yang pak Beye sajikan, ihwal kunjungan wisatawan dan investasi. Dengan mudah diklaim pak Beye sebagai sebuah jalinan hubungan yang sangat kuat. Apakah pak Beye mau mengatakan bahwa kalau tidak ada wisatawan Malaysia datang ke Indonesia maka Indonesia akan terpuruk? Apakah pak Beye mau mengatakan bahwa kalau tidak ada investasi Malaysia di Indonesia maka kita akan jeblok? Apakah pak Beye mau mengatakan bahwa kalau tidak ada perdagangan kedua negara, maka Indonesia akan bangkrut?

Pak Beye, sekadar info saja, barangkali belum pernah membaca sejarah ini…. Ini tentang mengapa Bung Karno begitu dicintai rakyatnya. Salah satunya karena Bung Karno selalu menempelkan telinganya ke perut buminya rakyat, sehingga ia tahu betul apa yang ada dalam hati rakyatnya, untuk kemudian ia suarakan kepada dunia. Bisakah Anda? (roso daras)

Published in: on 2 September 2010 at 08:13  Comments (34)  
Tags: , , ,

The URI to TrackBack this entry is: https://rosodaras.wordpress.com/2010/09/02/menggugat-pidato-sby/trackback/

RSS feed for comments on this post.

34 KomentarTinggalkan komentar

  1. “Untuk apa menyalurkan TKI ke Malaysia (yang diakui sudah membantu Malaysia), jika kemudian kita dibalas dengan pelanggaran kedaulatan negara secara semena-mena. Untuk apa mengirim TKI ke Malaysia jika hal itu hanya untuk memperlancar lidah bangsa Malaysia mengucap “indon” kepada bangsa kita. Untuk apa semua devisa yang kita dapat dari TKI kita di Malaysia jika harus kita bayar begitu mahal dengan harga diri kita sebagai bangsa? Bangsa yang jauh lebih banyak penduduknya. Bangsa yang jauh lebih luas wilayahnya. Bangsa yang jauh lebih banyak kekayaan alamnya. Bangsa yang punya sejarah merdeka karena tetesan darah pahlawannya.”

    😦
    Bener kata om Roso Daras,… kadang Minoritas menjajah mayoritas, sebuah pilihan yang sulit menjadi pemimpin ideal dimasa kini.

  2. wadowww gan galak banget neh tulisanna. Pak beye ampe merah kupingna…wakkakakak….teruskan gan

  3. se7 mas Roso dari pada buat beli pesawat sibuya atau bangun gedung DPR dan pagar istana lebih baik buat pulangin tuh TKI pasti keok tuh malingsyia

  4. Apa yang bapak tulis ini,sangat sesuai dengan pikiran saya. Luar biasa tulisan bapak…Dan kalau boleh saya mohon izin untuk copy. Terima kasih sblmnya….

    • Bagus, berarti kita satu aspirasi…. Monggo saya kalau hendak meng-copy….

  5. SBY BAnci, g ada semangat, rasa takutnya lebih besar dibandingkan semangatnya… memalukan… bawa2 sejarah lagi….

    • presidenmu itu sapa suruh pilih

  6. penakut!!!

    • satu lg “cemen”

      • klo yg nakal saudara sendiri bisa marah, tp klo yg nakal tetangga kaya org gk punya nyali aja… gitu kq jd tentara 😦

  7. kami siap berperang melawan malaysia pak SBY…kami siap berperang dengan malaysia karena harga diri bangsa ini di injak2 si brengsek malaysia…seperti apa yang dikatakan tulisan om ror daras,tirulah bung karno pak beye yang akan siap berperang kalau harga diri bangsa terinjak-injak oleh negara lain…

  8. presiden indonesia makin kesini kok makin gg bersemangat ya..?
    dan padahal pak beye itu berasal dari org militer tapi kok mlah melempem bgt ya..?
    knp baru digertak sedikit dengan malaysia itu malah jdi kesannya sudah ketakutan?

    skrg indonesia kaya sudah kehilangan jati dirinya saja..
    dah kya macan ompong yg kehilangan kuku dan taringnya..
    apa lama kelamaan daerah kekuasaanya pun bisa hilang tak berbekas jg..?
    maav saya sok tau,, saya hanya anak sekolahan yg sok tahu.. yg ingin mempelajari sejarah indonesia ini lebih dalam, terutama bung karno,, karna saya sukarnois jg..

    pak,, artikel bapak ini bagus sekali..
    dan kalao boleh saya mohon izin untuk copy ya..
    Terima kasih sblmnya..
    🙂

    • Bung Kurniawan… senang rasanya ternyata aspirasi kita sama. Meng-copy, dipersilakan…. semoga ada manfaatnya.

  9. benar pak..banyak kata kata bapak yang saya omongin terus menerus setelh pidato presiden kita sebagai jubir malaysia!!
    “KENAPA KITA HARUS TAKUT SAMA MALAYSIA,TAKUTLAH SAMA PANDANGAN ASEAN,HUBUNGAN KITA YANG KUAT DI ASEAN DENGAN MALAYSIA!!PERSETANLAH DENGAN INI SEMUA
    hal ini ditambagh pak dengan kata kata pak marty l natalegawa
    2011 kita mau jadi ketua asean,sebaiknya kita menjadi contoh dalam perdamaian pertikaian,selama ini kan kita begitu!!
    *ALAH LAGA APA LAGI INI!!INI MASALAH KEDAULATAN!!
    KITA TEMBAK KAPALNYA DYA MASUK KE WILAYAH KITA JUGA GA SALAH!!
    sedih sekali pak saya kalo melihat bangsa ini dengan KEPALA NEGARANYA SEPERTI INI!!!

    pemikiran yang bagus pak roso daras..

    • Heehe bung Taufan… terima kasih…. Kita berada dalam gerbong yg sama… gerbong yg berisi kekecewaan mendalam terhadap presiden yang membiarkan negaranya diinjak-injak kedaulatannya, dilecehkan harga dirinya…. Padahal, KITA LEBIH BESAR, KITA LEBIH KUAT….

      • iyaaaa saya sangat kecewa dengan pak beyee membleee…dan yang lebih parah ini masalah kedaulatan,puluhan nyawa dikorbankan jaman dulu untuk memperolehnya,menguatkan harga diri kita sebagai bangsa,jati diri kita sebagai bangsa yang tidak bisa ditindas!!
        tapi sekarang RUSAK gara graa pemikiran pemimpin yang maunya DILIAT BAIK AJAAA..

        keep posting pak roso..saya suka tulisan tulisan anda

      • Karena itu segera bersatulah Pemuda Pemudi Bangsa Indonesia,siapkan jiwamu,gerakkan badanmu,acungkan tinjumu,mari kita dobrak ketidak adilan ini dengan semangat Rawe rawe Rantas malang malang Putung,segeralah mengganti Pemimpin yang lemah,segeralah mengganti sistem yang lemah,sebelum besok kita kian terpuruk,ditanganmulah nasib bangsa ini,tak ada perjuangan tanpa pengorbanan,segeralah rubah nasib bangsa ini.Jangan takut selama Tuhan bersama kita.

  10. saya stujuh perang kok ama malaysia asal aja pak roso daras ikut di barisan depan.

    sukarno itu nabi mu ya pak?

    • Di barisan depan, tengah, atau belakang… siap! Tergantung komando… Lha bagaimana, Panglima Tertingginye memble… takut perang….

      Sukarno bukan nabi!
      Nabi saya dan nabinya Sukarno sama: Muhammad SAW.

  11. Iy nih om, sblom baca pendapatny om, pidato yg disampain it, dean jg pendapatn demikian. Btw, I hate when they call us Indon, Babindon, wth?

  12. Pas sekali dengan ungkapan “Lions for a Lamb”. Gerombolan singa yang dipimpin oleh seekor domba… padahal yang dihadapi hanyalah sekelompok domba tapi dengan pemimpin singa… Gimana Bung Roso..?
    Sepertinya ada 2 kemungkinan yang bakal terjadi :
    1. Para singa di negeri kita pada ketularan bermental domba… atau
    2. Para singa sadar bahwa mereka singa dan tidak pantas dipimpin domba, bahkan bisa-bisa malah memakan sang domba, meskipun domba itu pemimpinnya sendiri.

    • Bagus sekali narasi Anda Bung! Menurut saya, dua kemungkinan itu sama-sama kansnya…. heehehe…. dan saya bukan termasuk di golongan yang nomor satu….

      • Setuju dengan Bung Anugerah, sudah saatnya kita sadar bahwa Bangsa ini adalah bangsa yang penduduknya bermental singa, jangan mau dipimpin sama Orang Bermental Kambing, apalagi sampai mengajak kita untuk jadi bermental kambing juga. Pidato pak Beye bukannya mencerminkan kepemimpinan yang kita idam-idamkan, melainkan gambaran pemimpin yang tidak bisa ambil keputusan, tidak mendengar jeritan hati rakyatnya, pemimpin yang bermental Kambing!!

  13. Salam Kenal Bung Roso Daras
    Tulisan dan analisis anda sungguh tepat.
    Sebagai sesama warga negara Indonesia, saya juga turut prihatin dengan pejabat2 negeri ini.

    Pak Beye emang lembek koq, mungkin karena didikan dari mbah Harto yang menyebabkan keterpurukan negara ini.

    Coba kalo dulu ga ada kudeta merangkak yang dijalankan mbah harto dan kroni2nya taon 1965, mungkin si Malingshit dah ampun2 ama kita bangsa Indonesia sekarang ini.

    Belom lagi kelakuan DPR (Dewan Perampok Rakyat) yang hanya mikir kantong, perut and partainya sendiri2….. bah…… jadi makin neg aja.

    Coba kalo para pemimpin negara ini memberi conto yang baik untuk rakyatnya, dari hal kecil aja mengenai penggunaan produk dalam negeri, penghematan anggaran, semangat pengabdian, dsb….

    Mereka hanya bisa membikin SLOGAN KOSONG yang tidak disertai tindakan kongkret, kerja males, rapat malah tidur….. gaji minta tambah terus…. sedih rasanya.

    Bukannya benahi alutsista kita yang udah tua dan mambahayakan nyawa prajurit, malah minta gedung mewah dilengkapi spa dan kolam renang,sungguh ironis.

    Btw, mohon info kalo Bung Roso punya link pidatonya Bug Karno ya, terimakasih.

    • Salam kenal Bung Badroen…. Pendapat yang bagus!
      Link pidato BK cukup banyak… search via google atau langsung ke youtube….

  14. pak sby,mentalnya biye

  15. Gak salah yg ucapin ‘……. cengeng’. Dasar gedibal Malingsia!. Mending jadi tukang asah akik aja deh!

  16. hmmm..giliran bela negara ja pada pengecut. giliran mo ada proyek pada rebutan.

    mantan jendral kok penakut….

    jendralnya beneran kagak atau karena mantunya sarwo edhie

    hmmmmmm…..

  17. tak ada gading yang tak retak Bung..setiap masa akan melahirkan seorang pemimpin yang tentunya sesuai dengan zamannya..
    Bung Karno saat jaman itu..
    sedang pak SBY adalah yg sekarang..
    semua ada kontroversinya.Dan inilah yang dinamakan Dinamika berkebangsaan…
    semoga tidak mlihat orang dari satu sisi, namun liatlah dari byk aspek..

    Jika saudara-saudara saja tidak menhormati pemimpin saudara sendiri(dg berkata kotor dll) , lantas apakah negara lain akan respect pada kita…??

    Bayangkan ketika presiden menemui anda, lalu bertanya,”Anda bisa menggantikan saya??dengan senang hati mempersilahkan”

    Mari qt jaga setiap tutur kata kita..Saya YAKIN BANGSA INI DALAM PROSES BERBENAH DIRI..JANGAN BERPATOKAN HASIL..TP LEBIH PADA PROSESNYA…

    Buat bapak Roso Daras:Senang bs berkunjung dan memaknai setiap postingan bapak..semoga sehat selalu..amin…
    best regards..danang kurniawan

    • Terima kasih mas Danang…. Point yang menarik! Terima kasih.

  18. bung….

    itulah resiko menjadi seorang presiden harus tahan hantaman dan benturan sana-sini.

    harus tau isi suara hati rakyat.

    bukan presiden yang sebaliknya curhat kepada rakyat.

    ada salah satu pernyataan beliau “yang menjadi target teroris lah, yang mau dibunuh lah” pernah beliau sampaikan di TV.

    Bung karno pernah mengalami hal yang sama, malahan sudah terjadi bukan hanya jd target.

    kenyang merasakan di penjara, lempar sana lempar sini oleh kolonial belanda. diberondong peluru dan bahkan di lempar granat oleh orang2 yang mencoba kudeta bahkan disinyalir pelakunya dari teman sendiri.

    namun apa reaksi beliau ? beliau tidak curhat ke rakyat kalau sudah di hujani peluru bahkan granat sekalipun.

    ini fakta dan realita bung.

    anggaran untuk tahun ini begitu banyak membengkak dan hanya masuk ke kantong-kantong pribadi wakil rakyat.

    banyak sekali PR yang harus di emban Pak SBY

    bahkan SBY malah mementingkan membeli pesawat Pribadi yang harganya selangit.

    harga-harga sembako selangit apakah hal ini tidak menjadi beban oleh Pak SBY ?

    Pak SBY bukanlah orang sembarangan beliau adalah orang pintar, saya melihat profilenya begitu mengesankan.

    Namun Pintar menurut saya masih kurang bung….!!
    Sosok Soekarno tetap kita butuhkan karena beliau adalah presiden yang Pintar dan Cerdas.karena bangsa-bangsa lain mengakuinya.

    Dijaman Soekarnolah Indonesia menjadi bangsa yang ditakuti, namanya menggelegar bagaikan auman singa.

    but…sekarang ???

    jangankan terhadap bangsa2 dunia, oleh tetangga kita sendiri saja kita sering dilecehkan. tapi apa tindakan Pak SBY selaku presiden.

    Semoga Indonesia semakin banyak muncul Soekarno-soekarno kecil yang mampu membela dan menjaga kewibawan bangsa ini.

    Terima kasih.

  19. melihat tayangan metro files di metro TV….sangat miris menyaksikan kelicikan orde baru (soeharto) menglengserkan pemimpin besar seperti Bung Karno…..padahal selama 32 tahun akhirnya harto tak mampu membawa wibawa bangsa Indonesia brdiri sejajar dengan bangsa lain…..semuanya serba kamuflase….akhirnya hukum Karma berbicara…cara harto menjatuhkan Bung Karno Terbayar Telak di taon 98….bahkan lebih nista sampai hari ini….karena sudah membuat Indonesia hancur lebur berantakan…..wibawa kita di mata malaysia sampai pada titik terendah…….sekarang pemimpin selanjutnya jangan ikut ikutan Harto …….penuh kamuflase

  20. Sebagai org Indonesia yg pernah menuntut ilmu di Malaysia, ijinkan saya menanggapi beberapa point dari tulisan ini:

    * Saya bukanlah pengagum SBY, alangkah bangganya saya jika SBY bisa bersikap seperti Soekarno yg tak gentar pada Malaysia. Tetapi apakah pantas bagi kita memaki-maki Presiden kita sendiri? Contoh, ketika SBY membatalkan kunjungan ke Belanda, malah banyak yg mengatakan SBY pengecut, takut dll. Coba bayangkan jika seandainya SBY ditangkap, dimana harga diri kita sebagai rakyat Indonesia. Lupakan nama SBY, tapi ingat dia adalah Presiden RI, Kepala Negara kita ditangkap di luar negeri???

    * Adalah tugas Pemerintah, dalam hal ini Kemenakertrans, untuk memikirkan tenaga kerja kita. Tapi menarik 2 juta lebih TKI dan TKW dalam waktu singkat untuk berperang dengan malaysia? Bukan perkara mudah! Pengangguran di Indonesia sudah kelewat banyak, menambah lagi 2 juta calon pengangguran akan menambah beban rakyat Indonesia sendiri. Ingat, dari 2 juta itu mereka juga punya keluarga yg harus dinafkahi. Tentunya ini akan menambah lagi jumlah rakyat miskin di negara ini.

    * Menarik pelajar Indonesia juga bukan perkara mudah. Banyak dari pelajar2 Indonesia di malaysia yg menuntut ilmu atas biaya sendiri. Coba bayangkan, kita sudah mengeluarkan biaya tiba2 disuruh berhenti atau pindah ke negara lain tanpa bantuan/ganti dari pemerintah? Belum lagi waktu yg sudah dihabiskan selama menuntut ilmu disana… Bukan hal yg bijaksana saya pikir.

    * Masalah Indonesia-malaysia memang pelik. Tapi menyalahkan seseorang, SBY contohnya, juga kurang tepat. Bagaimana dengan lepasnya Timor Timur dan Sipadan Ligitan? Juga pelanggaran2 perbatasan yg sudah terjadi berkali-kali sebelum era SBY. Kalau mau berperang seharusnya sudah sejak dari dulu!

    * Saya sendiri kurang senang denga tingkah dari si negeri jiran. Selama disana saya sering menemukan hal2 yg kurang mengenakkan. Kesan positif yg saya dapat dari beberapa sahabat malaysia saya dirusak oleh tindakan2 negatif dari beberapa orang lainnya. Sikap tegas Pemerintah RI sangat saya harapkan, bahkan jika perang memang perlu dan dianggap jalan terakhir, saya juga mendukung. Tapi sekali lagi jika memang itu jalan terakhir atau satu2nya untuk tetap mempertahankan kehormatan bangsa ini.

    Untuk pak Roro Daras: tulisan yg menarik. Senang saya secara tidak sengaja berkunjung ke blog anda. Setidaknya saya bisa ikut berbagi opini dan tau opini dari anda dan juga saudara2 lain. Semoga kebebasan berpendapat di negara ini tetap terjaga dalam koridor yg tepat… Wassalam

  21. Beye itu jendral berpangkat yg dibeli nya..bukan berdasarkan syarat dan ketentuan khusus sebagaimana layaknya seorang berdarah militer..jujur kalo saya yg jd beliau..1 jawabannya perangii malaysia..!!!!!…..harga diri kita sebagai NKRI harus dijunjung tinggi..banyak nyawa pejuang yg berkorban demi memerdekakan Indonesia…mengusir penjajah berkorban menjaga keutuhan bangsa2 dan rakyat2 indonesia …dr awal dr terpilihnya beye jd presiden..saya udah merasakan akan hilangnya harga diri bangsa ini…bukan cuma sekali..udah berkali2 malaysia menginjak harga diri kita..dimulai dr melewatin perbatasan..perebutan wilayah..budaya…penangkapan nelayan…dsb….tp apa tindakan sby..masih mw menjagaa hubungan..hubungan macam apaa yg mw dijaga….jgn lupaa bbrp text penting dr Bung Karno…Ganyang malayan….!!!!!


Tinggalkan komentar