Puji syukur dumateng Gusti Ingkang Ngakaryo jagat…. Sholawat serta salam kepada Sang Nabi SAW junjungan saya….
Buku Total Bung Karno 2, Serpihan Sejarah yang Tercecer, akhirnya selesai disusun, dan kini sudah dalam persiapan akhir untuk diluncurkan. Mudah-mudahan, buku ini sudah beredar luas Juni 2014. Begitu besar harapan yang menyertai penerbitan buku ini. Sebuah harapan, semoga buku ini bisa memperkaya khasanah bacaan di Tanah Air, dan lebih dari itu, mampu memuaskan dahaga kaum Nasionalis, khususnya saudara-saudara Sukarnois di mana pun berada.
Buku Total Bung Karno 2, adalah seri lanjutan dari buku dengan judul yang sama yang terbit setahun lalu. Sumber utama buku ini, masihlah berasal dari tulisan-tulisan yang saya posting di sini. Tentu saja, untuk menjadi buku, materi-materi itu sudah diperkaya dengan referensi lain.
Sedikit berbeda dengan buku Total Bung Karno pertama, maka pada buku ini, konten bisa diklasifikasikan menjadi tiga bagian besar. Pertama, periode pembuangan di Ende (1934 – 1938), kedua, tentang marhaenisme, dan ketiga, kisah-kisah human interest yang menarik untuk disimak tentang perjalanan hidup Putra Sang Fajar.
Khusus tulisan-tulisan yang mengangkat tema periode pembuangan Bung Karno di Ende, sekaligus menjawab permintaan khalayak atas terbitnya buku saya berjudul “Bung Karno Ata Ende” yang diterbitkan oleh Chakrisma bekerjasama dengan Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud. Karena sifat penerbitannya yang terbatas, sehingga buku tadi tidak tersebar secara luas. Karena itulah, saya mengangkatnya kembali sebagai bagian dari isi buku Total Bung Karno 2 ini.
Saat postingan ini saya unggah, buku masih dalam proses pembuatan dummy. Dari pihak penerbit, tengah mengupayakan endorsement dari sejumlah tokoh. Terbetik sejumlah nama yang tengah dimintai endorsement untuk buku ini, antara lain Joko Widodo, Prabowo Subianto, Kartika (Karina) Soekarno Putri, Permadi, SH, dll. Akan tetapi, hingga 20 Mei 2014, belum ada respon dari mereka.
Karena itu, jika dalam buku ini terdapat endorsement dari Joko Widodo, Prabowo Subianto, seyogianya sidang pembaca memakluminya sebagai upaya penerbit. Sama sekali tidak ada campur tangan dan kemauan dari saya pribadi selaku penulis. Karenanya, endorsement dari siapa pun yang ada di buku ini, entah Jokowi, entah Prabowo, atau siapa pun, pada dasarnya merupakan usaha pihak penerbit dengan alasan lebih meningkatkan bobot buku. Mungkin juga ada alasan bisnis di sana. Saya tidak tahu.
Yang pasti, sebagai penulis yang menggandrungi Sukarno, mohon sidang pembaca tidak menempatkan saya di kubu mana pun. Sebab, apa boleh buat, buku ini memang direncanakan terbit Juni 2014, bulan Bung Karno, yang kebetulan saja sedang hangat-hangatnya kampanye Pilpres 2014. Artinya, bukan berarti saya apolitik, tetapi saya menjauhkan sejauh mungkin, sikap politik dan pilihan politik saya dengan buku yang saya tulis.
Betapa pun, secara pribadi saya senang dengan dua kandidat presiden. Joko Widodo dalam banyak kesempatan menyebut diri nasionalis dan Sukarnois. Sementara, Prabowo juga tidak kalah Sukarnoisnya. Bukankah membanggakan, memiliki dua calon presiden yang sama-sama menjunjung tinggi Sukarno? Sukur-sukur jika keduanya membaca buku-buku tentang Sukarno tulisan saya. Atau bahkan menjadi pengunjung setia blog saya….
Lepas dari itu semua, seperti harapan semula, semoga buku ini bisa diterima dengan baik di tengah masyarakat Indonesia. Seperti sering saya kemukakan, meneladani Sukarno bukanlah sebuah dosa. Tentu saja dalam kadar proporsional, mengingat Sukarno sendiri adalah seorang manusia yang terdiri atas tulang dan daging, dengan otak dan gagasan, yang tentu saja tak lepas dari unsur kelebihan dan kekurangan. Nah, kita ambil semua yang baik, dan kita enyahkan semua yang tidak baik. Sesimpel itu.
Merdeka!!!