Wagiman. Sebuah nama yang biasa saja. Akan tetapi, nama itu sesungguhnya begitu melekat di jantung hati Sukarno. Wagiman adalah sebuah inspirasi. Wagiman adalah sebuah potret bangsa yang terjajah. Wagiman adalah orang miskin harta tetapi kaya hati. Ia tinggal tak jauh dari rumah keluarga Bung Karno di Mojokerto. Untuk pengen tahu lebih lengkapnya nonton videonya.
Tak bisa disangkal, benih-benih kecintaan Bung Karno terhadap rakyat kecil, tumbuh sejak ia “bergaul” dengan Wagiman, si petani di pelosok Mohokerto, saat usianya masih bocah. Kalau saya Bung Karno masih hidup, barangkali ia tidak akan keberatan jika ajaran Marhaenisme disebut juga sebagai Wagimanisme.
Tinggalkan Balasan