Stasiun televisi CNN Indonesia, mengupas kematian Fidel Castro, 26 November 2016 lalu. Sehari kemudian, saya diundang sebagai narasumber tamu pada acara World Now. Tidak seperti yang saya bayangkan semula, bahwa topik yang dibawakan host Amelia ternyata sangat-sangat serius. Lengkapnya bisa dilihat di link berikut: http://www.cnnindonesia.com/tv/20161127135449-401-175632/mengulas-hubungan-fidel-castro-dengan-indonesia/
Sementara, saya berangkat dengan bayangan semula, bahwa CNN Indonesia mengundang saya untuk bicara hal-hal human-interest terkait Sukarno dan Fidel Castro, atau sebaliknya. Sehingga, beberapa cerita menarik seputar keduanya, sudah saya persiapkan untuk pemirsa CNN Indonesia. Apa lacur, topik yang bergulir menjadi serius, pada akhirnya saya sadari, bahwa itulah ciri CNN Indonesia, atau lebih khusus lagi, itulah ciri acara World Now.
Alhasil, kisah-kisah unik yang terjadi saat Bung Karno berkunjung ke Kuba tahun 1960, tidak muncul. Kisah-kisah seputar pemberian keris pusaka oleh Bung Karno kepada Castro, tidak juga muncul. Bahkan, surat Bung Karno kepada Fidel, yang diawali dengan kalimat, “Kawanku Fidel yang Baik”, juga tak terkuak di acara itu.
Terkait surat Bung Karno yang dibawa Dubes AM Hanafi, sejatinya sangat menarik. Sebab, bisa dibilang, itulah surat terakhir Bung Karno kepada Castro tahun 1966. Castro yang mendengar berita simpang siur mengenai situasi politik Indonesia, sempat kebingungan. Bahkan, ketika ia mendengar, Sukarno di ujung tanduk, Castro serta merta menawarkan Kuba sebagai rumah kedua Bung Karno.
Akan tetapi, Bung Karno menolak. Ia bahkan menjawab, kondisinya baik-baik saja. ***