Di pembuangan Ende, Flores antara 1934 – 1938, Bung Karno membentuk kelompok sandiwara (tonil) bernama Kelimutu. Nama Kelimutu diambil dari kawah tiga warna yang begitu indah di sana.
Selain sebagai penulis naskah, Bung Karno juga merangkap sutradara hingga pencetak karcis.
Hal tersulit yang ia lakukan adalah, mentransfer naskah ke para pemain yang hampir semuanya buta huruf.
Sementara itu, Inggit Garnasih sang istri, tekun menjahit kostum. Tak jarang, ia menjual perhiasannya jika biaya produksi tidak cukup.
Tinggalkan Balasan