Tahun 1980-an, saya menghabiskan banyak waktu di sanggar Teater Alam, Jl. Sawojajar, Yogyakarta, pimpinan Azwar AN. Suatu sore, kami kedatangan seorang sastrawan, sekaligus akademisi nyentrik. Sebagai sanggar teater, kedatangan seorang sastrawan atau seniman adalah hal biasa. Tetapi yang ini sedikit berbeda. Dia adalah Ragil Suwarna Pragolapati.
Sastrawan kelahiran Pati, Jawa Tengah itu, kebetulan juga seorang ahli membaca tanda tangan, atau biasa disebut grafolog. Maka, tema diskusi lesehan sore itu adalah “membaca tanda tangan”. Satu per satu anggota sanggar maju dan menuliskan tanda tangannya, kemudian ia membacanya dengan “hampir 100 persen tepat”.
Tinggalkan Balasan