Buku Baru, Isi Niru

Sore tadi, ketika menyempatkan diri jalan-jalan ke Gramedia, mata tertumbuk pada buku berjudul “Bung Karno, The Untold Stories”, dengan nama penulis Wijanarko Aditjondro. Penerbitnya, Buku Pintar, yang beralamat di Jalan Imogiri Barat, Yogyakarta. Karena tertarik, saya membuka-buka buku contoh. Mak deg, jantung berdegup kencang seperti dipacu ketersinggungan.

Mengapa? Hampir semua isinya dikutip dari isi blog ini. Buku itu berisi 54 Bab. Entah apa dasarnya pencantuman bab, sebab ternyata yang dimaksud bab adalah judul. Jadi kalau di buku itu ada 54 bab, sejatinya berisi 54 judul. Dan 90 persen dari bab (judul) itu diambil dari judul-judul yang ada di blog ini. Sang penulis mengubah judul, dan tentu saja beberapa kalimat pembuka (lead). Selebihnya, batang tubuh dan isinya, tak lebih dari copy-paste isi blog ini.

Beberapa contoh, bab 2 “Soekarno dan Supir Taksi”, dikutip dari tulisan berjudul “Revbolusi dan Utang Ongkos Taksi” yang saya posting tanggal 12 Juli 2009. Kemudian bab 3 buku itu “Soekarno, Presiden Termiskin di Dunia”, diambil dari tulisan yang saya posting tanggal 17 September 2011 berjudul “Sukarno, Presiden Miskin”. Lalu pada bab 6 “The Heroic Side of Soekarno”, diambil dari tulisan saya berjudul “Burung Elang Terbang Sendirian” postingan 7 Juli 2009.

Bab-bab (saya menyebutnya “judul”) selanjutnya, idem ditto, pemindahan judul-judul tulisan yang ada di blog ini. Buku yang dibanderol seharga 40.000 rupiah itu saya beli dengan perasaan tidak ikhlas, hanya karena ingin tahu lebih jauh tentang isi, latar belakang, penulis, penerbit, dan sebagainya. Ternyata, di bagian belakang buku, tidak ada biodata penulis. Entahlah, karena kealpaan penerbit, atau karena nama Widjanarko Aditjondro adalah nama fiktif.

Sejatinya, saya pribadi sangat appreciate terhadap siapa pun yang berjiwa Sukarnois, terlebih yang memiliki kemauan syiar ajaran Bung Karno. Karenanya, setiap ada pengunjung blog yang meminta izin co-pas tulisan untuk facebook, atau bahkan di blog mereka, dengan senang hati saya mengizinkan. Bahkan saya memaklumi pula jika ada yang mempostingnya tanpa menyebut sumber.

Menjadi galau manakala kemudian seseorang bernama Widjanarko Aditjondro membukukan dan mengomersilkannya. Terlebih saya pribadi, manakala mencari referensi untuk bahan penulisan di blog, tak jarang mengutip dari berbagai sumber. Dan ketika saya membukukan konten blog ini menjadi sebuah buku (hingga kini sudah judul yang ketiga), tidak pernah menyajikannya secara utuh atau persis seperti yang tertulis di blog. Melainkan, saya berusaha memperkaya dengan literatur lain agar menjadi “layak buku”.

Itulah mengapa, saya benar-benar masygul ketika tulisan-tulisan di blog ini kemudian dibukukan secara serampangan. Editing atau re-writing yang dilakukan bukan lebih bagus, tetapi tak jarang kehilangan konteks. Bukan hanya itu, penjiplakan gagasan berupa penuangan kisah-kisah humanisme seorang Sukarno, ditiru begitu saja. Foto-foto yang dipajang pun hampir semuanya diambil dari blog ini.

Baik penerbit maupun penulis (serta yang punya ide melakukan penjiplakan) atas tulisan-tulisan yang ada dalam blog ini, menurut saya sungguh terrrlllaaaallluu!!!

Barangkali, kalau hasil tiruannya tersaji dalam kemasan yang jauh lebih bagus, akan ada rasa maklum yang lebih besar dari saya. Kalau saja, kualitas tulisan, editing, tata letak, desain cover lebih mantap, akan muncul pemikiran “kepentingan syiar ajaran Bung Karno” pada diri saya, sehingga saya tidak akan merasa galau.

Akan tetapi, dengan tiruan yang lebih jelek, saya benar-benar menyesalkan ulah penerbit, penulis, dan yang menggagas terbitnya buku ini. Hmmm… adakah pengunjung blog ini yang berprofesi sebagai lawyer? (roso daras)