Di Gedung Agung Yogya, Bung Karno Bikin Kolam

gedungdepan

Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, tidak serta merta diterima Belanda. Sejarah mencatat, Belanda kembali ke Ibu Pertiwi dengan membonceng tentara Sekutu. Dengan buas dan beringas pasca dipukul Jepang, mereka kembali seperti hendak menelan bulat-bulat Hindia Belanda (Indonesia) yang sejatinya telah merdeka.

GedungAgung1939Bung Karno dan Bung Hatta tentu saja menjadi dua orang di urutan pertama yang harus diburu Belanda untuk dilenyapkan. Menyadari ancaman itu, Bung Karno dan keluarga, Hatta serta para pemimpin dan tokoh lain, hijrah ke Yogyakarta menggunakan kereta api luar biasa (KLB). Disebut luar biasa karena proses berangkat dan keberadaan kereta api itu sendiri sangat dirahasiakan.

Di Yogya, BK dan keluarga menempai bekas rumag Gubernur Belanda yang sekarang dikenal dengan nama Gedung Agung, di depan Benteng Vredeburg. Sedangkan Hatta menempati gedung di samping Gedung Agung yang sekarang menjadi markas Korem 072/Pamungkas, atau seberang Pegadaian, tak jauh dari kantor polisi Ngupasan.

Di Gedung Agung, atau biasa disebut Istana Yogyakarta terdiri atas enam bangunan utama, yaitu Gedung Agung, Wisma Negar, Wisma Indraprasta, Wisma Sawojajar, Wisma Bumiretewu, dan Wisma Saptapratala. Adapun ruang utama, dinamakan Ruang Garuda, biasa digunakan untuk menyambut tamu negara.

Di bagian depan sisi kanan gedung utama terdapat Ruang Soedirman. Sejarahnya, dulu di tempat inilah Panglima Besar Soedirman berangkulan untuk pamit kepada Presiden Sukarno hendak menjalankan aksi perang gerilya. Suatu upaya untuk menunjukkan eksistensi NEGARA REPUBLIK INDONESIA yang telah merdeka, dan tidak sudi dijajah kembali. Di depan kiri, ada Ruang Diponegoro. Kini, kedua ruang itu digunakan sebagai ruang tunggu tamu.

Pada waktu persiapan menghadapi agresi Belanda yang pertama, di halaman Istana sering dipakai latihan baris-berbaris pasukan pengawal presiden. Sementara para pengawal berlatih baris-berbaris, Bung Karno biasanya berlari-lari pagi memutari para pengawalnya. Sementara, Ibu Fatmawati bermain bola keranjang bersama para pengawal.

kolam karya BKYang menarik, Bung Karno sebagai “tukang insinyur” sempat merancang sebuah kolam ikan di halaman samping ruang tempat Bung Karno biasa meberi kursus politik kepada para wanita, remaja putri, mahasiswi, dan pelajar putri. Ruang itu sampai sekarang masih ada, dan sering dijadikan tempat pertunjukan kesenian kalau ada tamu negara. Bahkan, kolam karya Bung Karno pun masih utuh dan terawat. (roso daras)

Published in: on 27 Mei 2009 at 03:15  Comments (1)  
Tags: , ,