Sukarno, Sarinah, dan Wanita

Sebenarnya ini tentang –lagi-lagi– buku kuno yang saya dapat sebagai warisan. Setelah terdahulu saya menerima buku “Bung Karno Dihadapan Pengadilan Kolonial”, baru-baru ini satu lagi kawan lama, sesama jurnalis mengejutkan saya dengan memberi sebuah buku lawas berjudul “Sarinah, Kewadjiban Wanita Dalam Perdjoangan Republik Indonesia” karangan Ir. Sukarno… ya Bung Karno presiden pertama kita.

Lagi-lagi, saya tak dapat menyembunyikan antusiasme perasaan saya menerima ‘anugerah’ tersebut. Sekalipun, dalam versi cetakan baru, saya sudah memiliki. Namun, mengoleksi buku terbitan Panitia Penerbit Buku-buku Karangan Presiden Sukarno tahun 1963 ini, sungguh merupakan kebahagiaan tiada tara.

Materi dalam buku ini, sebagian besar merupakan kumpulan materi yang disampaikan Bung Karno ketika mengadakan “kursus wanita” di Yogyakarta, sekitar tahun 1948 – 1949. Benar. Sukarno, sesudah pindah kediaman dari Jl. Pegangsaan Timur ke Istana Negara Yogyakarta, salah satu kegiatan dia yang menonjol adalah menggelar “kursus wanita”.

Pada masa itu, di mana peran wanita masih begitu kecil di percaturan politik nasional, langkah Presiden Sukarno sempat menimbulkan banyak tanya, buat apa Sukarno mengadakan “kursus wanita”. Nah, melalui buku ini, kita menjadi tahu, latar belakang mengapa Bung Karno mengadakan kegiatan tersebut.

Pada awal-awal kemerdekaan, Bung Karno begitu prihatin, karena ranah pergerakan belum banyak menyentuh aspek wanita. Padahal, Bung Karno begitu yakin, kita tidak dapat menyusun negara dan tidak dapat menyusun masyarakat, jika (di antara banyak soal) kita tidak mengerti soal wanita. “Kursus Wanita” adalah salah satu upaya Sukarno menyusun Republik Indonesia seutuhnya. Dan meteri yang ia berikan, kemudian dibukukan dalam buku yang diberinya judul “Sarinah”.

Mengapa “Sarinah”? Judul “Sarinah” adalah wujud terima kasih Sukarno kepada pengasuhnya saat masih anak-anak. Pengasuh Bung Karno bernama Sarinah. “Ia mBok saya,” ujar Bung Karno. Dan dari dialah Sukarno menerima banyak rasa cinta dan rasa kasih. Dari Sarinah pula Sukarno mendapat banyak pelajaran mencintai “orang kecil”. Sarinah sendiri “orang kecil”, tetapi budinya sangat besar. “Semoga Tuhan membalas kebaikan Sarinah itu!” tulis Bung Karno dalam pengantar bukunya. (roso daras)

Published in: on 2 Maret 2010 at 17:44  Comments (15)  
Tags: , ,

The URI to TrackBack this entry is: https://rosodaras.wordpress.com/2010/03/02/sukarno-sarinah-dan-wanita/trackback/

RSS feed for comments on this post.

15 KomentarTinggalkan komentar

  1. Sarinah oh sarinah….

  2. g tahu aq kalo masih ada buku judul “sarinah”
    Bisa tukar link g biar 😀

  3. perhatiannya bung karno pada wanita, tidak hanya memuja namun concernnya pada pendidikan wanita jg besar. Great Sukarno. Pa ada ya pemimpin sekarang yg sprti beliau??..

  4. demokrasi><united stad
    perlukajian lebih dalam….bantu saya untuk mengkaji

    • Musyawrah><united stat

  5. Kemarin ada wanita yang sudah sepuh membeli makanan di warung ibu saya, beliau mengaku kalau beliau adalah Sarinah pembantunya bung Karno

    • secara logika gak mungkin–saya tidak tahu persis berapa umur Ibu Sarinah sewaktu menjadi pengasuh BK–karena Ibu Sarinah merupakan pengasuh BK sejak kecil artinya jika masih hidup pada masa sekarang, berarti beliau sudah menembus usia seabad.

  6. […] Sukarno, Sarinah, dan Wanita […]

    • sy tertarik dengan buku sarinah, boleh tidak saya beli?trims

  7. Nice info. 🙂

  8. Membaca postingan mas Roso tentng buku “Sarinah”,saya jadi tringat isi buku “Sarinah” nih.
    Kebetulan saya memiliki buku trsbut,dan telah dua kali sy tamat kan membca nya.mungkin buku trsbut cetakan prtma. Sy kurng pasti.krna di saat sy tulis coment ini, sy males bongkar di rak.namun sy brni jamin buku trsebut usia ny lebih dari 60 tahun,soal ny,masih masih dngn ejaan lama.
    Satu hal yg sy kagumi dari buku trsebut adalh,gaya bahasa penulis nya. Terutama tentng istilah2 konyol . Trutma istlah prmpuan “Sundal” ataw skrng yg lebih trend PSK . Hahahahahaaaa…..

  9. sy suka bung karno dan untuk soal buku sarinah saya punya 10 cetakan thn 63 dengan kondisi sangat bagus.trim

  10. sampai kapanpun Soekarno adalah presidenku

  11. menurut cerita orang tua saya yg semasa muda tinggal di sebelah wisma yaso.Sarinah adalah wanita kelahiran ciampea bogor yg masa remaja dulu menjadi santri HOS Cokroaminoto belajar ke surabaya.Sarinah wafat dan dimakamkan di bogor..

  12. […] Sukarno, Sarinah, dan Wanita […]


Tinggalkan Balasan ke azwarudin Batalkan balasan