Fotografer majalah Life (Amerika) berhasil mengabadikan Bung Karno yang tengah berpidato. Ekspresi Bung Karno sebagai sang singa podium, begitu menonjol, hasil bidikan seorang fotografer senior. Hampir dapat dipastikan, si fotografer tidak akan bekerja keras menanti momen-momen penting buat melempar shoot demi shoot sehingga didapat aneka gambar yang ekspresif.
Mengapa begitu mudah menangkap gambar yang eye catching dari seorang Sukarno? Karena Bung Karno memang orator yang sadar posisi, sadar bentuk, sadar ekspresi. Ia menggunakan tangan, mimik, body language, dan properti apa saja yang bisa menunjang performanya sebagai sang orator.
Anda tentu masih ingat. Ketika ia masih sekolah di HBS Surabaya, tinggal kos di rumah HOS Cokroaminoto, hampir setiap hari ia tenggelam dalam berbagai literatur kelas dunia. Setelah menyerap intisarinya, ia suarakan dalam bentuk pidato yang berapi-api. Di mana ia berpidato? Di kamarnya yang pengap, lembab tak berjendela.
Ia berpidato di hadapan cermin. Ia mengulangi kata demi kata manakala dirasa ekspresi wajahnya tidak pas denga kalimat yang dilontarkan. Begitulah Bung Karno berlatih dan berlatih. Jangan dikira, kepiawaian berpidato Bung Karno hanya gift semata. Selain bakat dan anugerah Tuhan, Bung Karno adalah manusia yang sadar dengan kelebihannya, lalu mengasahnya menjadi lebih bermakna. (roso daras)
Itu karena Bung Karno berpidato dengan hati nuraninya sehingga ceplas ceplos yang disuarakannya mengenai hati nurani massa dan menarik perhatian karena jujur dan lugas tanpa tedeng aling aling.
“Kita adalah suatu bangsa yang menghadapi beberapa challenge.. tetapi dalam menghadapi beberapa challenge itu tadi, tantangan-tantangan baik tantangan internasional, tantangan nasional maupun tantangan pribadi.. internasional kata ku ialah international pro operation atau pro destruction.. global social justice.. nasional tetap setia pada proklamasi Negara Kesatuan Republik Indonesia 17 agustus 45 atau tidak..
…
sulit sekali sodara-sodara.. pemersatuan rakyat Indonesia itu jikalau tidak didasarkan atas pancasila.. tadi telah dikatakan oleh sodara Muhammad Yamin.. alangkah banyak macam agama disini.. alangkah banyak macam aliran disini.. alangkah banyak macam golongan disini.. alangkah banyak macam suku disini.. bagaimana mempersatukan aliran-aliran, suku-suku, agama-agama dan lain-lain sebagainya itu, jikalau tidak diberi satu dasar, yang mereka bersama-sama bisa berpijak diatasnya.. dan itulah sodara-sodara Pancasila. Ada satu ucapan dr seorang pemimpin besar asing, dia berkata.. national unity can only be preserve upon a based which is larger than the nations its self.. persatuan nasional hanya dapat dipelihara, dikekalken, diabadiken.. jikalau persatuan nasional itu di dasarken pada satu dasar yang lebih luas dari pada bangsa..” (Pidato Hari Pancasila 1950)
diatas adalah prase yg saya kutip dr beberapa pidato Bpk Sukarno.. Untaian kata-kata ini bukan lah ceplas ceplos berdasarkan hati nurani belaka, tetapi merupakan sebuah manifesto yang brilian yg didasarkan atas pengalaman hidup seorang manusia yg banyak melakukan research science dan bedah literatur yang menggunakan akal pikiran dan disatukan dengan hati nurani sehingga sintesisnya adalah suatu tujuan. tujuan yg bukan untuk menarik perhatian, tetapi untuk membakar api semangat untuk bersatu berjuang dan meraih kemerdekaan abadi!!
Itulah kebrilianan Bung Karno,apa yang dibacanya dicerna dan diolah menjadi suatu pemikiran baru,Beliau bahkan tidak mau dipanggil Bapak Presiden tetapi Bung Karno itu karena beliau tidak mau jarak antara Pemimpin dengan rakyatnya,tidak mau menimbulkan rasa feodalisme,duduk sama rendah berdiri sama tinggi.
Hebat!
saya ingin cerita yang lebih engkap tentang BK
garang layaknya singa. Bang, minta ijin copy Foto BK ya. trims
saya cuma bisa ngomong hanya soekarno macan asia
Kapan Bangsa Indonesia Mempunyai Pemimpin Sepeti Dia lagi YAitu Bung KArno
Trima kasih. Nostalgia kpd bpk bangsa!
saya tertarik dengan isi blog anda, saya izin untuk copas artikel yg ada di blog ini. saya pasti akan mencantumkan alamat website ini. terimakasih
Diizinkan bung! Dianjurkan, malah…. :)) Terima kasih.
Merdeka!!!